cerpen pendidikan moral


1.       CERPEN 1
Mendahului  takdir
“Uhhuk.. uhukk… “ibu  Dina terus saja terbatuk – batuk sepanjang hari ini. Dan seperti biasanya dia meminum obat yang diresepkan dokter untuknya. “assalamualaikum…” ucap anak Ibu Dina, Tono sepulang dari bekerja. “ibu, bagaimana hari ini, adakah perkembangan?” kata Tono kepada ibunya. “tidak tahu nak, hari ini ibu tidak berhenti batuk, sebaiknya kita ganti dokter lagi saja” kata Ibu Dina lirih, “tidak bu, sebaiknya kita coba bertahan dengan dokter yang ini karena kita baru saja ganti dokter” kata Tono tegas. “mungkin saja umur ibu tidak lama lagi, nak” kata Ibu Dina sambil menangis. “Tidak bu, ibu tidak boleh menyerah, mungkin saja kita hanya tinggal menunggu  beberapa waktu lagi untuk pemulihan Ibu” Seru Tono kepada ibunya, “tapi…” belum sempat Ibunya berbicara, handphone milik Tono bordering “tunggu sebentar ya bu, ada telepon dari managerku” kata Tono sambil beranjak dari kamar Ibunya.
                “Assalamualaikum, halo pak, ada apa?” ucap Tono menjawab telepon managernya, “waalaikum salam No, ini ada kabar duka dari kantor, Pak Ardi siang tadi tutup usia karena sakit, jadi kami harapkan kepada seluruh karyawan untuk datang ke pemakaman dekat kediaman pak Ardi pada pukul 4.00 sore, kamu bisa datang kan?” jelas managernya “innalilahi, saya turut berduka cita pak, iya Insya Allah saya akan datang” jawab Tono “baiklah, saya tunggu ya No, kalau begitu sudah dulu ya, assalamualaikum” tutup managernya “waalaikum salam” jawab Tono.
                Tono pun masuk kembali ke dalam rumah dan langsung menghampiri ibunya di dalam kamar, “Siapa yang telepon No?” kata ibunya pada saat Tono masuk “itu bu, managerku telepon, katanya bos ku, pak Ardi siang tadi meninggal dunia dan aku diminta untuk hadir di pemakamannya” jelas Tono kepada ibunya, “innalillahi wainnalillahi roji’un, iya No kamu harus datang sebagai bentuk penghormatan terakhir nak “ kata Ibunya, “iya bu, Insya Allah aku akan datang”. Tono pun pamit kepada ibunya untuk menghadiri pemakaman pak Ardi.
                Pada saat di tempat pemakaman, “ kita semua berharap dan berdoa agar  amal ibadah pak Ardi diterima di sisi Allah SWT” kata managernya “Aamiin “ seru seluruh karyawan. Sebelum beranjak dari tempat pemakaman Tono sempat berbincang dengan si penjaga pemakaman “ pak, saya mau minta tolong, sekarang ibu saya sedang sakit keras, kalau misalnya tidak bias tertolong, saya ingin memakamkan ibu saya di sini “ kata Tono, “iii… iya tuan” kata penjaga kubur tersebut. Tono pun beranjak pergi dan menuju pulang.
                Beberapa hari kemudian Tono tidak pernah lagi datang ke kantor karena tiba – tiba sakit. Sedangkan ibunya sudah berhasil memulihkan kesehatannya sehingga sehat kembali. Namun sejak pertama sakit, hingga beberapa bulan, sakit Tono tidak kunjung menunjukkan adanya tanda – tanda untuk sembuh, hingga akhirnya ia pun tidak bias tertolong. Bukannya ibunya yang akan dia makamkan, tetapi dia lah yang terlebih dahulu dimakamkan oleh ibunya, semuanya karena ia mendahului takdir.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Posting Komentar