1.
Cerpen
2
Tunda, tunda, dan tunda teruss!!
“Teng..teng,…tengg!!” bel pun berbunyi menandakan sekolah hari ini
telah berakhir. Para siswa pun berhamburan keluar untuk segera sampai di rumah,
ada juga yang bergegas pergi kursus, ada yang menghampiri satu sama lain, ada
juga yang masih ada di sekolah untuk menyempatkan diri salat dzuhur. Itulah SMA
negeri 1 sungguminasa, sekolah yang penuh dengan warna – warni kehidupan siswa
hingga guru – gurunya. Dia antara siswa yang jumlahnya ribuan itu, ada salah
satu siswa yang bernama Agus. “Hari ini, Agus mau kerja kelompok ya bu, jadi
pulangnya agak sorean gitu”, kata Agus kepada ibunya di telepon, “iya nak, tapi
jangan lupa salat ya, kalo bisa kamu tinggal di sekolah dulu untuk salat terus
kamu boleh kerja kelompok ke rumah temanmu” kata ibunya menasehati. “iyalah bu,
tapi ini mendadak sekali jadi nanti aku salat di rumah saja ya, mengkodo’ juga
tidak apa – apa kan bu?” kata Agus membalikkan perkataan ibunya “kamu itu tidak
tahu apakah kamu masih hidup ketika sampai di rumah, jadi kamu harus salat
dulu!” seru ibunya sambil mematikan telepon.
Namun Agus tidak mengindahkan perintah
ibunya, dia tetap saja langsung pergi ke rumah temannya, dan sampai di rumah
temannya pun dia juga tidak salat, hingga akhirnya dia tidak menyadari bahwa
waktu dzuhur telah habis. “tinggal diposting kan teman – teman?” kata Agus
beranjak pulang, “iya Gus, kamu lanjutkan saja di rumamu ya, bisa kan?” kata
teman Agus, “iya, bisa kok” jawab Agus
sambil memakai sepatu untuk menuju pulang.
Sesampainya di rumah, Agus ditanyai oleh
ibunya “Gus, kamu tadi sudah salat dzuhur kan?” kata ibunya menahan Agus ketika
sampai “belum bu, ini baru aku mau salat terus digabung sama Azhar saja..” kata
agus, “tuh kan, ibu bilang apa tadi, seharusnya kamu salat dulu baru kamu
pergi, kalau begitu cepat salat sana!!” seru ibunya dan akhirnya Agus pun pergi
salat.
Keesokan harinya, ketika pulang sekolah,
lagi – lagi Agus tidak langsung pulang, kali ini dia sedang ada rapat dengan
organisasinya, dan ibunya berpesan agar dia melaksanakan salat di ruangan
kelasnya saja jika tidak bisa di mushola. Akan tetapi pesan ibunya hanya angin
lalu baginya, dia tetap saja langsung pergi rapat tanpa mengerjakan salat
terlebih dahulu hingga tanpa dia sadari waktu salat dzuhur telah habis. Ketika
rapatnya sudah selesai, dia pun menuju pulang, dia menunggu angkutan umum di depan sekolah. Pada
saat dia sudah melihat angkutan umum, Agus bermaksud untuk memberikan simbol
agar angkot itu berhenti tapi yang terjadi “brakk” bukannya berhenti, tapi
angkot itu justru tidak sengaja menabrak Agus, semua orang yang menyksikan
kejadian itu langsung saja menolong Agus dan membawanya ke rumah sakit.
Beruntung, Agus masih bias diselamatkan. “ibu,
maafkan Agus yaa, selama ini Agus tidak pernah melaksanakan perintah ibu untuk
salat kalau Agus mau pergi” kata Agus lirih “iya nak, ibu mengerti, yang
terpenting saat ini adalah kamu sudah sadar bahwa perbuatan kamu itu salah, dan
Allah memberikan peringatan kepadamu agar kamu bertobat nak” kata ibunya dengan
lembut. Agus dan ibunya pun saling berpelukan dan Agus tidak pernah mengulangi
kesalahannya, dia sadar bahwa dengan menunda salat, semua yang dia inginkan
tidak dapat terwujud.
0 komentar:
Posting Komentar